Pembiasaan hidup bersih memang harus dibiasakan sejak dini pada setia anak di Indonesia, bukan hanya di sekolah namun di lingkungan rumah pun harus menjadi kebiasaan.
Dengan membiasakan pendidikan akan pentingnya menjaga kebersihan, tentu menjadikan anak-anak ini menjadi tumbuh sebagai manusia yang bertanggung jawab entah pada lingkungan maupun dirinya sendiri.
Dengan melatih sejak dini dalam menjaga kebersihan, seperti membuang sampah di tempat sampah stainless, tentu akan membuat hidup mereka menjadi lebih sehat dan kuat.
Selain itu dengan membiasakan hidup bersih, anak-anak akan menjadi lebih peka pada kebersihan juga lebih peduli pada lingkungan dimana mereka berada.
Lantas seperti apa cara yang tepat untuk melatih anak kecil agar mau menjaga kebersihan? Agar anda lebih paham cara mendidik anak, berikut ini cara yang bisa anda terapkan untuk mendidik anak anda.
Hal pertama yang bisa anda lakukan adalah, dengan mengajarkan anak agar tak membuang sampah sembarangan. Anda tak akan bisa mengajarkan mereka untuk membuang sampah pada tempatnya bila hanya melalui pembicaraan, anda bisa memasangkan poster kecil agar mereka membuang sampah pada tempatnya.
Anda pun bisa memberikan gambar serta akibat bila sang anak membuang sampah sembarangan, dan secara tidak langsung mereka akan sadar dan memahami bahwa membuang sampah sembarangan bisa berdampak buruk bagi lingkungan maupun kesehatan.
Kemudian cara kedua yang bisa anda lakukan adalah memberikan pemahaman untuk saling mengingatkan, sehingga bila mereka melihat anda sebagai orang tua atau temannya yang membuang sampah sembarangan maka mereka berani menegurnya.
Hal ini sangatlah penting, karena dengan berani menegur maka mereka akan berusaha menjaga dirinya karena mereka tidak ingin ditegur layaknya mereka menegur orang lain.
Cara ketiga adalah dengan memberikan contoh, dimana sebagai orang tua maupun guru haruslah memberikan contoh yang baik pada anak yang diajar.
Selain itu anak akan lebih paham dengan apa yang dicontohkan ketimbang secara lisan, namun anda tak boleh menyepelekan lisan karena tak semua anak bisa menangkap penjelasan secara praktek melainkan secara lisan.